Investor Asing Minati Pelabuhan Indonesia

Sejumlah investor asing menyatakan minatnya untuk menanamkan modalnya di sektor pelabuhan di Indonesia, demikian disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu.

“Ada beberapa investor asing yang berminat untuk investasi ‘port’ di Indonesia,” kata Menteri Mari Elka Pangestu di Jakarta, Senin (1/10).

Belawan International Container Terminal (BICT)

Belum lama ini, ia menghadiri Seatreade All Asia Cruise Convention di Shanghai, China.

Mari mengatakan, dua investor asing yakni Royal Carribean Cruise dan Turkey sudah menyatakan berminat untuk berinvestasi di Indonesia.

“Dua perusahaan itu terutama dari bagian cruise line yang mengembangkan port sudah berinvestasi di banyak negara,” katanya.

Mereka berminat tidak semata berinvestasi di pelabuhan tetapi juga untuk retail dan marina beserta area bisnis yang terintegrasi.

Di Indonesia sendiri pengelolaan pelabuhan mungkin saja diserahkan kepada swasta apabila kepemilikan lahan di suatu kawasan dikuasai sepenuhnya oleh swasta.

Namun sebagian besar sektor pelabuhan yang dikembangkan menggunakan model “public-private partnership”.

“Kami menggunakan kesempatan pertemuan itu untuk mempresentasikan rencana proyek-proyek besar kita misalnya Kawasan Ekonomi Khusus seperti Mandalika dan Tanjunglesung.

Mari juga menegaskan ambisi Indonesia untuk menjadi destinasi kapal pesiar yang berkelanjutan dan berkelas dunia.

Menurut dia, kapal pesiar di Indonesia memiliki prospek yang cerah karena pesatnya pertumbuhan kelas menengah di Asia dan Australia sebagai pasar utama wisata cruise Indonesia.

“Hal ini dapat dilihat dari tingginya permintaan kapal pesiar ke Indonesia dengan perencanaan pertumbuhan jumlah penumpang kapal pesiar ke Indonesia yang mencapai 160.000 penumpang dengan cruise calls sebanyak 300 calls pada 2013 atau meningkat 40 persen dibandingkan 2012,” katanya.

Ia menekankan ada empat hal utama dalam mengembangkan destinasi kapal pesiar yakni pengembangan produk dan aktivitas wisata, peningkatan infrastruktur terutama konektivitas dan peningkatan standar pelabuhan.

Di samping itu juga pelestarian identitas budaya serta pemberdayaan masyarakat lokal dalam mengembangkan destinasi wisata kapal pesiar, demikian Mari Elka Pangestu. 

(sumber antara/hrb)