Penyebab Tabrakan Kapal Laut di Laut Luas


Kalau di pikir pikir kenapa di Laut yang luas bisa juga terjadi kecelakaan ? Apakah sebegitu luasnya laut tidak bisa dihindari kecelakaan, khususnya tabrakan sesame kapal Laut.Memang kalau dilihat secara kasat mata tidak ada yang bisa membantah begitu luasnya hamparan lautan yang bisa kita lihat dari pantai.Kenapa masih ada juga tabrakan ???

Pertanyaan diatas tidak ada salah dan wajar wajar saja,kalau semua kondisi dan semua elemen yang mendukung bekerja secara normal,maka tidak akan mungkin terjadi kecelakaan di Laut Luas.Hanya akan terjadi kecelakaan kalau cuaca Alam memang tidak bisa dikuasai lagi,semua peralatan yang ada sudah difungsi untuk bisa bekerja maksimal,namun cuaca Alam berkata lain.

Didalam Semua atau setiap Kapal Laut harus ada peralatan sebagai persyaratan yang mendukung untuk bisa mendapatkan semua izin yang diperlukan, agar bisa berangkat ( bertolak dari Pelabuhan ) atau berlayar menuju tujuan yang sudah ditentukan.Semau perlatan itu biasanya dizaman sekarang sudah bersifat dan bekerja secara electronic dan bekerja secara otomatis.tentu dengan perintah perintah yang sudah di tentukan oleh Manusia.Atau semua peralatan elektronik tersebut sudah disetting oleh Nakhoda sesuai dengan arah dan tujuan yang akan di tuju.

Ada Radar yang biasanya bekerja untuk bisa memantau semua kondisi di sekitar lingkungan Kapal laut dan ada General/Global Potition System ( GPS ) yang akan memandu selama perjalanan dan pedoman arah atau haluan untuk mencapai tujuan secara efektif.Begitu Kapal Laut bergerak untuk meninggalkan pelabuhan, semua peralatan sudah difungsikan dan di setting sesuai dengan fungsi nya masing masing.

Kemudian pada Kapal Laut adar system yang sudah di atur serta di lakukan sejak zaman dulu,yaitu ada seorang yang berpangkat wakil Nahoda yang disebut Mualim yang bertugas secara bergantian untuk mengawasi apakah semua perlatan bekerja dengan baik,ini disebut Perwira jaga.Dan juga seorang Perwira Jaga akan ditemani oleh paling tidak seorang Juru Mudi yang akan memegang stir (Citra ) untuk menuntun perjalanan Kapal Laut sesuai dengan apa yang sudah di arahkan oleh Nakhoda Kapal.Sampai Kapal laut tersebut berhasil merapat di tempat tujuan,

Biasanya Perwira Jaga ini bertugas bergatian bisa jadi 4 Jam sekali atau 6 Jam sekali.,kemudain di ganti oleh rekan yang lain, ada kira kira 3 atau 4 perwira yang bertugas,sesuai dengan besar nya volume Kapal Laut.

Dalam kedaan Normal dan perjalanan dalam keadaan cuaca baik,bisa dipakai alat yang bernama Auto Pilot,dimana arah dan perjalanan Kapal akan di atur oleh Auto Pilot ini yang bekerja sesuai dengan setting yang sudah di atur sesuai dengan skema perjalanan Kapal Laut.

Makanya tidak akan mungkin terjadi kecelakaan di Laut kalau diasumsikan semua berjalan Normal,dan factor Manusia juga berkerja sesuai dengan Standart Operating Prosedure,kecuali keadaan cuaca yang memaksa semua nya baik Faktor Manusia maupun peralatan sudah tidak bisa lagi berfungsi.

Oleh karena itu kecelakaan yang terjadi di Selat Sunda kemaren pagi antar Kapal Ferry yang melayari Merak ke Bangkahuni KM.Bahuga Jaya dengan Kapal Kontainer adalah murni akibat kelalain Manusia dalam hal ini Perwira Jaga dan Jurumudi yang bisa jadi sedang tertidur nyenyak.Radar dan GPS tidak akan memberikan sinyal Alarm atau Suara kalau semuanya sudah sesuai dengan system.

Tabrakan bisa dihindari kalau sejak dari awal Perwira Jaga sudah mengetahui ada Kapal Laut lain melalui Radar atau GPS dan segera memerintahkan Juru Mudi,merobah arah Kapal laut tersebut,apakah akan begeser ke kanan atau ke kiri,pada saat yang sama bisa memberi aba aba kepada Masinis yang menjaga Mesin kapal ,apakah kecepatan Kapal Laut di kurangi dan lain lain nya,biasanya Kapal Laut akan bergerser ke kanan dari Haluan Normalnya ,sehingga bisa menghindari dari titik Kordinat yang memungkinkan terjadinya tabrakan..

GPS akan memberi tanda kalau sang Juru Mudi kapal Laut tidak atau salah mengendalikan Kapal Laut ,tidak sesuai dengan apa yang ada dalam System tersebut,contoh Haluan kapal bergeser sebesar 5 derajat dari yang ada di GPS,sedangkan GPS hanya bisa mentolerir sebesar 2 derajat,maka GPS akan membunyikan tanda Alarm nya,sebagai peringatan arah Kapal sudah menyimpang.

Itulah guna nya ada petugas jaga yang dinamankan Perwira Jaga, untuk terus menerus memantau semua yang ada dalam Kapal laut,dan di bagian Mesin juga ada biasa disebut Masinis yang tugasnya sama dengan bagian Dek( Perwira Jaga ) tapi secara Struktural Masinis berada dibawah posisi Perwira Jaga yang dalam hal ini wakil dari Nakhoda..

Nakhoda tugasnya dalam perjalanan hanya mengawasi saja, dan memastika semua elemen yang ada berkerja sesuai dengan apa yang sudah di setting sama Nakhoda sewaktu Kapal Laut akan meninggalkan Pelabuhan Tolak.Kecualai kondisi dalam keadaan darurat atau cuaca buruk ,maka Nakhoda akan kembali mengambil kendali Kapal…

Kalaupun semua peralatan tidak bisa bekerja dengan baik,maka surat izin berlayar tidak akan dikeluarkan oleh Syahbandar Pelabuhan terhadap Kapal Laut tersebut.Katakanlah peralatan tiba tiba rusak ,semestinya masih ada cara manual yang sudah disiapkan untuk itu.

Hanya ini yang dapat saya bagikan,sesuai dengan pengalaman selama 4 tahun bekerja di sebuah Kapal Laut yang jenis Kargo atau Kapal Laut Khusus membawa barang di pelayaran Domestik,pantai barat sumatera…
tulisan : many villa di regional.kompasiana.com