Perlunya Kapal Pesiar Difasilitasi


Pemerintah mulai tahun ini membenahi 10 pelabuhan yang tersebar di Indonesia agar bisa disinggahi kapal pesiar, mulai dari pengerukan hingga pembenahan infrastruktur. Untuk itu, sebuah tim Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perhubungan, serta pihak imigrasi juga sudah dibentuk.

Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (9/6), beberapa pelabuhan yang dibenahi antara lain pelabuhan di Semarang, Surabaya, Jakarta, Makassar, dan Kalimantan. Untuk tahun ini, pemerintah memprioritaskan pembenahan Pelabuhan Benoa di Bali karena sudah ada kapal pesiar yang rutin berkunjung. Saat ini, kedalaman pelabuhan tersebut 
9 meter.

”Tahun ini akan dikeruk agar kedalamannya mencapai 11 meter, idealnya memang mencapai 12 meter,” kata Mari.

Semakin dalam pelabuhan, lanjut Mari, semakin besar kapal yang bisa bersandar. Pemilihan 10 lokasi juga dilatarbelakangi potensi wisata di sekitarnya sehingga penumpang kapal pesiar bisa berwisata saat singgah. Target wisatawan dari kapal pesiar untuk tahun ini baru 118.000 penumpang, sementara tahun 2016 ditargetkan 600.000 penumpang. Mari beralasan, pada saat itu, pembenahan pelabuhan sudah rampung.

Optimistis target tercapai

Mari optimistis target wisatawan tahun ini bisa tercapai sebanyak 8 juta orang dan meningkat menjadi 10 juta tahun 2014.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mendongkrak 
pemasukan dari sektor pariwisata adalah meningkatkan kualitas kunjungan melalui paket wisata serta dukungan penerbangan dan penginapan murah. Sektor pariwisata secara langsung menyumbang 4 persen terhadap pendapatan produk domestik bruto (PDB) dan secara tidak langsung juga menyumbang sampai 8 persen.

Persinggahan

Disinggung mengenai beroperasinya Marina Bay Cruise Centre di Singapura yang mampu disandari kapal pesiar berukuran besar, Mari mengaku tidak terlalu risau. Pihaknya hanya berkonsentrasi terhadap kapal pesiar berukuran kecil yang singgah sewaktu melintasi Indonesia.

Marina Bay Cruise Centre merupakan pelabuhan kapal pesiar yang dimiliki Singapura dan baru beroperasi 26 Mei 2012. Salah satu kapal pesiar yang sudah bersandar adalah Voyager of the Seas yang memiliki kapasitas 4.000 penumpang. Kapal dengan bobot mati 138.000 ton itu memiliki draf atau jarak antara badan permukaan air dan dasar kapal mencapai 22 meter.

Asia jadi incaran

Halim Purnawan, Manajer PT Multi Alam Bahari Internasional, perwakilan Royal Caribbean International di Indonesia, mengatakan, Asia sejak tahun ini menjadi incaran operator kapal pesiar dengan paket perjalanan yang dimulai dari Asia. Royal Caribbean International adalah operator kapal pesiar yang selama ini berkonsentrasi di Benua Amerika dan Eropa.

”Kami juga berencana menambah satu unit kapal pesiar kelas Voyager pada tahun ini untuk melayani rute di Asia,” kata Halim.

Hingga kini, kapal-kapal pesiar berukuran besar milik Royal Caribbean International kesulitan bersandar di pelabuhan Indonesia karena terlalu dangkal. Padahal, lanjut Halim, banyak paket wisata yang bisa ditawarkan bila hal itu bisa diwujudkan.

Potensi wisata

Menurut Mari, pemilihan 10 pelabuhan yang mendapat prioritas untuk dibenahi dilatarbelakangi potensi wisata yang ada di sekitarnya. Dia mencontohkan pelabuhan di Probolinggo agar wisatawan dari kapal pesiar mudah menjangkau Gunung Bromo dan sekitarnya. Begitu pula pelabuhan di Semarang agar wisata di Candi Borobudur dan sekitarnya bisa diakses.

Saat ini, pemerintah berupaya meningkatkan kualitas kunjungan wisatawan yang datang ke Indonesia dari rata-rata durasi menginap 7 hari dengan pengeluaran 1.200 dollar AS.

Inovasi wisata olahraga selama Tour de Singkarak berhasil mendongkrak durasi menginap hingga 12 hari, belum ditambah pembelanjaan mereka. Wisata minat khusus juga sedang dikembangkan, seperti wisata menyelam 
di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, dan Derawan di Kalimantan 
Timur.

Salah satu wisata yang paling pesat perkembangannya adalah Meeting Incentives Convention and Exhibition (MICE).

Mari Elka Pangestu menyebut destinasi di Indonesia yang 
menjadi unggulan, seperti Bali, Medan, Manado, Palembang, Makassar, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Lombok. Bali dan Jakarta juga merencanakan perluasan bandara internasional demi menambah kapasitas wisatawan.

”Tahun depan, Indonesia juga menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC),” kata Mari. (ELD)